Solopos.com, KARANGANYAR— Sindikat jual beli kunci jawaban Ujian Nasional (UN) SMA di Karanganyar diusut. Polres Karanganyar telah menangkap Kepala Madrasah Aliyah (MA) swasta di Boyolali, MY. Sebelumnya, polisi menangkap kepala SMK swasta di Boyolali, YS serta satu tenaga honorer, DW.
Kasatreskrim Polres Karanganyar AKP Agus Sulistianto mewakili Kapolres Karanganyar AKBP Martirenni Narmadia kepada wartawan saat gelar perkara, Senin (21/4/2014) di Mapolres Karanganyar, mengatakan pihaknya masih memburu keberadaan anggota sindikat lainnya berinisial H yang merupakan tenaga honorer.
Lagi-lagi, Kasatreskrim menambahkan sindikat jaringan jual beli kunci jawaban berada di wilayah Boyolali, bukan di Karanganyar. Kabupaten Karanganyar dan wilayah lainnya di Soloraya, lanjutnya, hanya merupakan peredaran kunci jawaban ujian nasional.
Lebih lanjut Kasatreskrim mengatakan bocoran kunci jawaban yang dijual MY dan YS kepada DW, didapatkan dari H.
Menurut keterangan MY dan YS kepada penyidik, naskah bocoran kunci jawaban didistribusikan kepada keduanya via email. Pihaknya tak menampik sindikat jual beli UN melibatkan jaringan nasional. Aparat kepolisian akan memburu aktor utama penjualan kunci jawaban UN tersebut.
“MY dan YS itu dapat bocoran dari H. Kemudian MY dan YS menyebarkan lewat DW, sedangkan DW meminta bantuan alumni dari sekolah tempatnya bekerja hingga tersebar di Karanganyar, Sragen, Boyolali dan Kota Solo,” tuturnya.
Transaksi Lewat Email
Kasatreskrim menambahkan transaksi jual beli kunci jawaban UN dilakukan melalui email yang saat ini oleh kedua pelaku, MY dan YS telah mem-block email tersebut. Dari keterangan para tersangka, Kasatreskrim mengatakan sindikat ini telah beraksi sejak beberapa tahun lalu.
“Dari pengakuan DW juga menjual bocoran kunci jawaban pada UN tahun ajaran 2012/2013 dengan memanfaatkan jaringan alumni SMA di tempatnya mengajar,” imbuhnya.
Oknum alumnus menawarkan nama-nama peserta UN yang potensial dijadikan korban berikutnya. Kasatreskrim mengatakan, pencarian terhadap H bakal menguak kasus yang diduga melibatkan oknum penyelenggara pendidikan tingkat nasional.
Dikatakannya, dari keterangan DW bocoran kunci UN pada tahun 2013 lalu, akurasinya mencapai 80 persen. “Untuk akurasi jawaban ini kami sudah lakukan koordinasi dengan Kementrian Pendidikan atau panitia UN,” ujarnya.
Sementara dalam gelar perkara tersebut, aparat kepolisian juga mengamankan barang bukti berupa paket bocoran kunci jawaban soal Matematika, IPS, Sosiologi, Kimia dan IPA dengan masing-masing paket tersedia 20 pola.
Sementara itu saat ditanya wartawan, dua oknum kepala sekolah yaitu YS dan MY diam seribu bahasa. Termasuk saat ditanya motifnya menjual bocoran kunci jawaban ke siswa, keduanya tetap diam membisu.
sumber : http://www.solopos.com/2014/04/22/jual-beli-kunci-un-distribusi-bocoran-jawaban-via-email-polres-karanganyar-masih-buru-satu-tenaga-honorer-503776
Tidak ada komentar:
Posting Komentar