Sabtu, 26 April 2014

HASIL PEMILU KARANGANYAR | Bakul Tempe Ini Pasrah Kalah Berebut Kursi DPRD

Ilustrasi hitung suara coblosan Pemilu 2014 (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, KARANGANYAR – Impian Dwi Suyatno duduk di kursi DPRD Karanganyar sirna seiring berakhirnya penghitungan suara hasil Pemilu 2014. Pria yang kesehariannya dikenal sebagai bakul tempe ini, Rabu (9/4/2014), mengaku pasrah dengan hasil perolehan suara yang ia peroleh.
Bertarung di Dapil I Karanganyar yang meliputi Karanganyar Kota, Mojogedang, dan Matesih, perolehan suara ayah dua anak itu tak terlalu signifikan. Dwi Suyatno adalah calon anggota lembaga legislatif (caleg) nomor urut ketujuh Partai Nasional Demokrat Karanganyar.
Kepada Solopos.com, Dwi Suyatno mengaku sudah mengevaluasi penyebab kekalahan di Pemilu 2014. Hal itu, antara lain tangguhnya kekuatan ekonomi caleg lain yang bertarung di Dapil I. Di samping itu, mesin partai dalam menghimpun suara dinilai kurang gereget. Caleg-caleg DPR dari partainya juga terbilang jarang terjun ke lapangan sebagaimana yang dilakukan caleg DPR dari partai lain.
“Saya sudah legawa dengan hasil kemarin. Saya tak tahu perolehan suara karena memang saya tak memantau penghitungan suara. Di tempat pemungutan suara (TPS) saya mencoblos [TPS 15 Tegalgede, Karanganyar], saya hanya memperoleh tujuh suara,” katanya saat ditemui Solopos.com di kediamannya, Rabu (23/4/2014).
Beberapa hari sebelum pelaksanaan pencoblosan, Dwi mengaku sudah mengetahui kalau dirinya tak bakal memenuhi target perolehan suara, 2.500. Bahkan tiga hari sebelum pencoblosan, caleg dari partai lain melakukan manuver politik yang mematikan. Di antaranya, termasuk menyebar isu negatif danmoney politics.
“Jangankan orang lain, saudara saya sendiri ada yang berbelok arah gara-gara manuver caleg lain. Lantaran saya memang tak menggunakan uang sama sekali, saya bisa menerima kekalahan ini,” katanya.
Kendati gagal duduk di kursi DPRD Karanganyar, Dwi Suyatno mengaku tak kapok berkecimpung di dunia politik. Dirinya juga bersiap mengawasi kinerja anggota DPRD ke depan. “Saya masih tetap berjualan tempe setiap harinya. Saya juga masih ingin berpolitik di masa mendatang,” tegasnya.
sumber :http://www.solopos.com/2014/04/24/hasil-pemilu-2014-bakul-tempe-ini-pasrah-kalah-berebut-kursi-dprd-504188

Jumat, 25 April 2014

JUAL BELI KUNCI UN | Sindikat Penjual Kunci UN Berpusat di Boyolali

Ilustrasi kunci jawaban UN (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, KARANGANYAR — Polisi terus mengusut sindikat jual beli kunci Ujian Nasional (UN). Jajaran Polres Karanganyar yang kali pertama mengungkap kasus itu hingga mengusutnya hingga Boyolali menyimpulkan daerah itu sebagai sentra penyebaran kunci jawaban UN tingkat SMA  hingga ke pelbagai daerah.
Dugaan Boyolali sebagai sentra penyebaran kunci UN itu disampaikan Kasatreskrim Polres Karanganyar AKP Agus Sulistianto mewakili Kapolres AKBP Martirenni Narmadia ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (22/4/2014). Kasatreskrim menegaskan sindikat jaringan jual beli kunci jawaban berada di wilayah Boyolali, bukan di Karanganyar.
Kabupaten Karanganyar dan wilayah lain di Soloraya, menurut dia hanya merupakan daerah peredaran kunci jawaban UN itu. Lebih lanjut Kasatreskrim mengatakan bocoran kunci jawaban yang dijual kepada kedua kepala sekolah masing-masing, MY dan YS kepada DW, tenaga honorer, didapatkan dari H.
Kasatreskrim sebelumnya mengatakan dari keterangan MY dan YS kepada penyidik, naskah bocoran kunci jawaban didistribusikan kepada keduanya via email. Pihaknya akan menelusiri sindikat jual beli UN yang diduga melibatkan jaringan besar. Aparat kepolisian akan memburu aktor utama penjualan kunci jawaban UN tersebut. MY dan YS mendapat bocoran dari H. Kemudian MY dan YS menyebarkan lewat DW, sedangkan DW meminta bantuan alumni dari sekolah tempatnya bekerja hingga tersebar di Karanganyar, Sragen, Boyolali dan Kota Solo. “Sekarang kami masih melakukan penyidikan terhadap H. Jadi belum ada yang baru masih lidik si H,” tuturnya.
Kasatreskrim menambahkan transaksi jual beli kunci jawaban UN dilakukan melalui email yang saat ini oleh kedua pelaku, MY dan YS telah mem-block email tersebut. Dari keterangan para tersangka, Kasatreskrim mengatakan sindikat ini telah beraksi sejak beberapa tahun lalu.
“Dari pengakuan DW juga menjual bocoran kunci jawaban pada UN tahun ajaran 2012/2013 dengan memanfaatkan jaringan alumni SMA di tempatnya mengajar,” imbuhnya.
Oknum alumnus menawarkan nama-nama peserta UN yang potensial dijadikan korban berikutnya. Kasatreskrim mengatakan, pencarian terhadap H bakal menguak kasus yang diduga melibatkan oknum penyelenggara pendidikan tingkat nasional. Dikatakannya, dari keterangan DW bocoran kunci UN pada tahun 2013 lalu, akurasinya mencapai 80 persen. “Untuk akurasi jawaban ini kami sudah lakukan koordinasi dengan Kementrian Pendidikan atau panitia UN,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sindikat jual beli kunci jawaban UN melibatkan tenaga pendidik di wilayah Kabupaten Boyolali. Dua kepala sekolah, masing-masing MY dan YS serta satu tenaga honorer, DW sekolah swasta di Kota Susu itu telah ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu tiga tersangka lainnya, masing-masing MRP, JS dan GM yang merupakan kurir penjual kunci jawaban.
sumber : http://www.solopos.com/2014/04/23/jual-beli-kunci-un-sindikat-penjual-kunci-un-berpusat-di-boyolali-503944

JUAL BELI KUNCI UN

Solopos.com, KARANGANYAR— Sindikat jual beli kunci jawaban Ujian Nasional (UN) SMA di Karanganyar diusut. Polres Karanganyar telah menangkap Kepala Madrasah Aliyah (MA) swasta di Boyolali, MY. Sebelumnya, polisi menangkap kepala SMK swasta di Boyolali, YS serta satu tenaga honorer, DW.
Kasatreskrim Polres Karanganyar AKP Agus Sulistianto mewakili Kapolres Karanganyar AKBP Martirenni Narmadia kepada wartawan saat gelar perkara, Senin (21/4/2014) di Mapolres Karanganyar, mengatakan pihaknya masih memburu keberadaan anggota sindikat lainnya berinisial H yang merupakan tenaga honorer.
Lagi-lagi, Kasatreskrim menambahkan sindikat jaringan jual beli kunci jawaban berada di wilayah Boyolali, bukan di Karanganyar. Kabupaten Karanganyar dan wilayah lainnya di Soloraya, lanjutnya, hanya merupakan peredaran kunci jawaban ujian nasional.
Lebih lanjut Kasatreskrim mengatakan bocoran kunci jawaban yang dijual MY dan YS kepada DW, didapatkan dari H.
Menurut keterangan MY dan YS kepada penyidik, naskah bocoran kunci jawaban didistribusikan kepada keduanya via email. Pihaknya tak menampik sindikat jual beli UN melibatkan jaringan nasional. Aparat kepolisian akan memburu aktor utama penjualan kunci jawaban UN tersebut.
“MY dan YS itu dapat bocoran dari H. Kemudian MY dan YS menyebarkan lewat DW, sedangkan DW meminta bantuan alumni dari sekolah tempatnya bekerja hingga tersebar di Karanganyar, Sragen, Boyolali dan Kota Solo,” tuturnya.
Transaksi Lewat Email
Kasatreskrim menambahkan transaksi jual beli kunci jawaban UN dilakukan melalui email yang saat ini oleh kedua pelaku, MY dan YS telah mem-block email tersebut. Dari keterangan para tersangka, Kasatreskrim mengatakan sindikat ini telah beraksi sejak beberapa tahun lalu.
“Dari pengakuan DW juga menjual bocoran kunci jawaban pada UN tahun ajaran 2012/2013 dengan memanfaatkan jaringan alumni SMA di tempatnya mengajar,” imbuhnya.
Oknum alumnus menawarkan nama-nama peserta UN yang potensial dijadikan korban berikutnya. Kasatreskrim mengatakan, pencarian terhadap H bakal menguak kasus yang diduga melibatkan oknum penyelenggara pendidikan tingkat nasional.
Dikatakannya, dari keterangan DW bocoran kunci UN pada tahun 2013 lalu, akurasinya mencapai 80 persen. “Untuk akurasi jawaban ini kami sudah lakukan koordinasi dengan Kementrian Pendidikan atau panitia UN,” ujarnya.
Sementara dalam gelar perkara tersebut, aparat kepolisian juga mengamankan barang bukti berupa paket bocoran kunci jawaban soal Matematika, IPS, Sosiologi, Kimia dan IPA dengan masing-masing paket tersedia 20 pola.
Sementara itu saat ditanya wartawan, dua oknum kepala sekolah yaitu YS dan MY diam seribu bahasa. Termasuk saat ditanya motifnya menjual bocoran kunci jawaban ke siswa, keduanya tetap diam membisu.
sumber : http://www.solopos.com/2014/04/22/jual-beli-kunci-un-distribusi-bocoran-jawaban-via-email-polres-karanganyar-masih-buru-satu-tenaga-honorer-503776