Jumat, 23 Mei 2014

Mapolsek di Karanganyar Ini bakal Tergusur Proyek Fly Over

Sejumlah pengendara sepeda motor melintas di dekat proyek Fly Over yang terdapat genangan air di Jalan Raya Palur, Karanganyar, Rabu (27/11). Lokasi pengerukan aspal di proyek itu terdapat genangan air hujan yang harus diangkut menggunakan truk karena saluran air tidak berfungsi optimal. (JIBI/Solopos/Ardiansyah Indra Kumala)
Rabu, 21 Mei 2014 16:39 WIB | Indah Septiyaning W/JIBI/Solopos |


Solopos.com, JATEN — Proyek pembangunan fly over Palur Karanganyar bakal mengepras Mapolsek Jaten serta Tugu Intanpari. Sesuai rencana, Mapolsek Jaten siap dipindah di bekas jembatan timbang di Sroyo.
Kapolsek Jaten, AKP Poniran, ketika dijumpai Solopos.com, Rabu (21/5/2014), mengatakan penggeseran Mapolsek Jaten ke lahan aset milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah ini sebagai dampak pembangunan fly over Palur. “Sebagai ganti karena kena fly over, maka akan dipindah ke bekas jembatan timbangan di Sroyo,” ujarnya.
Namun demikian, AKP Poniran mengatakan tidak mengetahui secara pasti kapan pemindahan dan pembongkaran bangunan akan dilakukan. Diakuinya, selama ini Mapolsek Jaten berada tidak jauh dari perlintasan rel kereta api Palur. Kondisi Mapolsek pun berada di titik strategis lantaran tepat di pusat keramaian.
Namun nantinya jika memang akan dipindah di bekas jembatan timbang Sroyo, letak Mapolsek berada jauh dari pusat keramaian. “Saat ini titik keramaian ada di Palur. Kendaraan dari arah Surabaya menuju Solo maupun sebaliknya dan Solo-Karanganyar terpusat Tugu Intanpari,” katanya.
Bupati Karanganyar Juliyatmono sebelumnya mengatakan telah mengusulkannya ke Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terkait lahan bekas jembatan timbang di Sroyo yang akan digunakan untuk Mapolsek Jaten. Hasilnya, Bupati mengatakan usulan disetujui namun dibatasi ukuran. Sebab, lahan seluas 6.000 meter persegi itu masih akan dimanfaatkan Pemprov untuk kebutuhannya.
“Gubernur meminta pembangunan Mapolsek diawali pengukuran lahan. Sebab, sebagian dari lahan bekas jembatan timbang masih akan dimanfaatkan Pemprov,” jelas Juliyatmono.
Hingga kini rencana penggeseran Mapolsek Jaten masih menunggu tahapan proyek yang saat ini fokus peninggian material jembatan layang. Penggeseran Mapolsek dinilai penting mengingat pelayanan di kantor polisi harus kontinu, tanpa terkendala aktivitas proyek. Juliyatmono belum mengetahui pemanfaatan ke depan lahan bekas Mapolsek pascapemindahan nanti.
Selain pemindahan Mapolsek Jaten, Juliyatmono menambahkan Tugu Intanpari yang ada di Simpang Tiga Palur dipastikan akan dibongkar. Bupati belum bisa memastikan apakah akan membangun kembali tugu serupa sebagai pengganti atau tidak. Namun, Pemkab berencana membuat semacam gapura penanda pintu masuk Karanganyar.
“Nantinya dibikin cantik yang posisinya disesuaikan dengan fly over,” tandasnya.
sumber : http://www.solopos.com/2014/05/21/fly-over-palur-mapolsek-di-karanganyar-ini-bakal-tergusur-proyek-fly-over-509091

Jumat, 16 Mei 2014

Asale: Makam Pangeran Benowo Ngringo Karanganyar

Desa Ngringo Karanganyar (Indah SW/JIBI/Solopos)a
Minggu, 4 Mei 2014 21:15 WIB | Indah Septiyaning W/JIBI/Solopos |

Solopos.com, KARANGANYAR–Desa Ngringo adalah salah satu desa di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kawasan ini berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kota Solo. Desa Ngringo sendiri dikenal sebagai desa terpadat penduduknya di Bumi Intanpari. Masyarakat mengenal Desa Ngringo dengan sebutan Palur.
Padahal Palur merupakan dusun di Desa Ngringo. Sementara Palur di Kabupaten Sukoharjo merupakan sebuah desa. Menurut sesepuh desa setempat, Subagyo kepada Solopos.com, Sabtu (3/5/2014), awal terbentuk Desa Ngringo dari sebuah kampung. Seiring perjalanan waktu, kampung Ngringo semakin berkembang hingga terbentuk menjadi sebuah desa.
Sejak tahun 1927, Desa Ngringo sudah dipimpin oleh seorang kepala desa. Yang menjadi pemimpin desa setempat adalah sesepuh atau orang yang dituakan di desa tersebut. “Pada masa lalu yang menjadi pemimpin desa adalah orang yang dituakan pada saat itu,” ujar Subagyo.
Bercerita tentang Desa Ngringo tentu tidak lepas dari Benowo, salah satu daerah di desa ini. Wilayah Benowo menjadi terkenal karena di daerah tersebut terdapat makam Pangeran Benowo atau Mbah Minggir. Menurut kisah, dahulunya di daerah tersebut ditemukan sesosok mayat terapung di sekitar Dukuh Tempuran tersebut.
Oleh masyarakat sekitar mayat tersebut dikenal dengan sebutan Mbah Minggir. Mayat tersebut terus kembali kendati oleh warga berusaha dialirkan ke Sungai Bengawan Solo. Kemudian mayat tersebut terus berada dipinggiran sungai. Karena itu oleh masyarakat disebut Mbah Minggir.
Mayat Pangeran Benowo
Namun ada warga yang menyebut mayat tersebut merupakan Pangeran Benowo. “Dulu pernah akan dibuang dengan kayu yang ada di sekitar ditemukannya mayat itu. Namun gagal. Dan ternyata diketahui itu mayat Pangeran Benowo,” tuturnya.
Dikatakan Subagyo, mayat tersebut terus kembali hingga akhirnya oleh warga setempat memakamkannya di dekat kawasan Tempuran.  Daerah yang kini dinamakan Benowo sering menjadi topik perbincangan masyarakat karena kayu yang ditemukan di sekitar mayat Mbah Minggir dijadikan sebagai jembatan Benowo.
Boleh percaya atau tidak, jembatan kayu tersebut hingga kini masih bertahan, kendati jalan di sampingnya telah diaspal. “Dulu sudah pernah mau di aspal. Tapi gagal. Kejadian tersebut bukannya sekali, namun berkali-kali. Jembatan kayu tersebut tetap dipertahankan apa adanya,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, Pemerinrah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar berencana memecah daerah tersebut. Hal ini dilakukan karena pertumbuhan penduduk sangat pesat dan wilayah desa yang memadai untuk dipecah atau dikembangkan lagi.
sumber : http://www.solopos.com/2014/05/04/asal-usul-asale-makam-pangeran-benowo-ngringo-karanganyar-505804

Kamis, 01 Mei 2014

Bus Mira Tabrak Livina, Satu Tewas


Sabtu, 26 April 2014 16:14 WIB | Indah Septiyaning W/JIBI/Solopos |
Solopos.com, KARANGANYAR—Kecelakaan maut terjadi di Solo-Sragen tepatnya di Nglarangan, Kebakkramat, Karanganyar, Jumat (26/4) malam. Bus Mira dengan nomor polisi S 7310 US.
tujuan Surabaya menghantam mobil Nissan Grand Livina AD 9409 YE  hingga terbalik. Akibatnya sopir Grand Livina, Yogala Adi Purwo Atmojo, 29, warga Masaran, Sragen tewas ditempat kejadian. Korban tewas mengenaskan setelah tergencet bodi mobil yang terbalik.
Informasi yang dihimpun solopos.com, kejadian bermula saat kedua kendaraan melaju dari arah Solo menuju ke wilayah Sragen sekitar pukul 23.30 WIB. Bus Mira yang dikemudikan oleh Suryanto, 33, warga Magetan melaju dengan kecepatan kencang. Kemudian mobil Nissan Grand Livina yang dikemudikan korban juga melaju dengan kecepatan kencang.
Bus Mira mencoba menyalip kendaraan korban. Namun diduga bus Mira menghantam bagian samping kanan bodi mobil korban hingga oleng dan terbalik. Sementara bus yang hilang kendali baru berhenti seusai menabrak sebuah pohon di pinggir jalan.
Nahas, korban tergencet di dalam mobil yang kondisinya ringsek. Korban mengalami luka serius hingga tewas seketika di lokasi kejadian. Sontak kondisi ini membuat penumpang bus Mira berhamburan keluar.
Menurut warga sekitar, Tompo, saat kejadian kondisi jalan sepi. Dirinya hanya mendengar suara rem mobil yang disusul suara dentuman keras kendaraan bertabrakan. “Begitu keluar saya lihat ada tabrakan. Melihat kondisi Grand Livina terbalik dan sopir tergencet didalam mobil,” ujarnya.
Dia mengatakan warga kesulitan menolang korban lantaran kondisi mobil terbalik. Sementara tubuh korban tergencet didalam bodi mobil. Hingga akhirnya petugas dari kepolisian tiba di lokasi dan mengevakuasi korban yang sudah dalam kondisi tak bernyawa. Kemudian jenazah korban langsung dibawa oleh keluarga.
Sementara pengemudi bus diamankan oleh kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dikatakan Tompo, jalan raya Solo-Sragen merupakan jalur rawan kecelakaan lalu lintas. Kondisi jalan yang sempit dan minimnya lampu penerangan jalan umum diduga sebagai penyebab rawannya jalur tersebut.
“Sudah banyak kecelakaan lalu lintas di kawasan ini. Terutama kecalakaan terjadi pada malam hari, banyak kendaraan yang ngebut dengan kecepatan tinggi,” tuturnya.
Kasatlantas Polres Karanganyar AKP Sukmawati mewakili Kapolres AKBP Martirenni Narmadiana mengatakan sopir bus Mira telah diamankan dan tengah dimintai keterangannya oleh tim penyidik. “Kasus tersebut sedang kami tangani,” tegas Kasatlantas AKP Sukmawati.
sumber : http://www.solopos.com/2014/04/26/kecelakaan-karanganyar-bus-mira-tabrak-livina-satu-tewas-504699

Kubu Pro dan Kontra Sang Kades Nyaris Bentrok