Solopos.com, KARANGANYAR — Polisi terus mengusut sindikat jual beli kunci Ujian Nasional (UN). Jajaran Polres Karanganyar yang kali pertama mengungkap kasus itu hingga mengusutnya hingga Boyolali menyimpulkan daerah itu sebagai sentra penyebaran kunci jawaban UN tingkat SMA hingga ke pelbagai daerah.
Dugaan Boyolali sebagai sentra penyebaran kunci UN itu disampaikan Kasatreskrim Polres Karanganyar AKP Agus Sulistianto mewakili Kapolres AKBP Martirenni Narmadia ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (22/4/2014). Kasatreskrim menegaskan sindikat jaringan jual beli kunci jawaban berada di wilayah Boyolali, bukan di Karanganyar.
Kabupaten Karanganyar dan wilayah lain di Soloraya, menurut dia hanya merupakan daerah peredaran kunci jawaban UN itu. Lebih lanjut Kasatreskrim mengatakan bocoran kunci jawaban yang dijual kepada kedua kepala sekolah masing-masing, MY dan YS kepada DW, tenaga honorer, didapatkan dari H.
Kasatreskrim sebelumnya mengatakan dari keterangan MY dan YS kepada penyidik, naskah bocoran kunci jawaban didistribusikan kepada keduanya via email. Pihaknya akan menelusiri sindikat jual beli UN yang diduga melibatkan jaringan besar. Aparat kepolisian akan memburu aktor utama penjualan kunci jawaban UN tersebut. MY dan YS mendapat bocoran dari H. Kemudian MY dan YS menyebarkan lewat DW, sedangkan DW meminta bantuan alumni dari sekolah tempatnya bekerja hingga tersebar di Karanganyar, Sragen, Boyolali dan Kota Solo. “Sekarang kami masih melakukan penyidikan terhadap H. Jadi belum ada yang baru masih lidik si H,” tuturnya.
Kasatreskrim menambahkan transaksi jual beli kunci jawaban UN dilakukan melalui email yang saat ini oleh kedua pelaku, MY dan YS telah mem-block email tersebut. Dari keterangan para tersangka, Kasatreskrim mengatakan sindikat ini telah beraksi sejak beberapa tahun lalu.
“Dari pengakuan DW juga menjual bocoran kunci jawaban pada UN tahun ajaran 2012/2013 dengan memanfaatkan jaringan alumni SMA di tempatnya mengajar,” imbuhnya.
Oknum alumnus menawarkan nama-nama peserta UN yang potensial dijadikan korban berikutnya. Kasatreskrim mengatakan, pencarian terhadap H bakal menguak kasus yang diduga melibatkan oknum penyelenggara pendidikan tingkat nasional. Dikatakannya, dari keterangan DW bocoran kunci UN pada tahun 2013 lalu, akurasinya mencapai 80 persen. “Untuk akurasi jawaban ini kami sudah lakukan koordinasi dengan Kementrian Pendidikan atau panitia UN,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sindikat jual beli kunci jawaban UN melibatkan tenaga pendidik di wilayah Kabupaten Boyolali. Dua kepala sekolah, masing-masing MY dan YS serta satu tenaga honorer, DW sekolah swasta di Kota Susu itu telah ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu tiga tersangka lainnya, masing-masing MRP, JS dan GM yang merupakan kurir penjual kunci jawaban.
sumber : http://www.solopos.com/2014/04/23/jual-beli-kunci-un-sindikat-penjual-kunci-un-berpusat-di-boyolali-503944
Tidak ada komentar:
Posting Komentar